Marturia

Zending berasal dari bahasa Belanda, yang berarti pengutusan atau penginjilan. Dalam konteks Kekristenan, istilah ini merujuk pada pekerjaan misi untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum mengenal Kristus.

Dalam sejarah Batak dan gereja HKBP, Zending adalah akar kelahiran gereja itu sendiri.

πŸ“œ SEJARAH SINGKAT ZENDING DI TANAH BATAK

  1. Penginjil pertama ke Tanah Batak:
    • Nommensen (Dr. Ingwer Ludwig Nommensen), seorang misionaris Jerman dari Rheinische Missionsgesellschaft (RMG).
    • Mulai melayani di Tanah Batak sejak 1864, dan kemudian mendirikan cikal bakal HKBP.
  2. Tujuan utama Zending waktu itu:
    • Menyebarkan Injil di daerah yang belum mengenal Kristus.
    • Mendirikan sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur sosial lainnya.
    • Melatih guru dan penginjil lokal.
  3. HKBP lahir dari misi Zending:
    • Diresmikan sebagai gereja mandiri pada 7 Oktober 1930.
    • Tetap mempertahankan semangat misi (zending) dalam pelayanan gereja sampai sekarang.

ZENDING SAAT INI DALAM HKBP

Fungsi & Tujuan:

  1. Memberitakan Injil ke wilayah-wilayah belum terjangkau.
  2. Mendukung gereja-gereja kecil di daerah minoritas Kristen.
  3. Membentuk dan membina jemaat baru.
  4. Melatih penginjil dan tenaga misi.

Bentuk Pelayanan Zending HKBP:

Bidang

Keterangan

Zending Lokal

Penginjilan ke wilayah Batak yang belum memiliki huria/gereja

Zending Nasional

Dukungan pelayanan ke daerah seperti Kalimantan, Papua, NTT, NTB

Zending Internasional

Pengutusan misionaris HKBP ke luar negeri (misalnya ke Malaysia, Australia, Amerika untuk komunitas diaspora Batak)

Pendidikan & Sosial

Pembangunan sekolah Kristen, rumah sakit misi, pelatihan rohani

Dana Zending

Sumbangan khusus dari jemaat untuk mendukung pelayanan zending

Contoh Pelayanan Zending HKBP:

  • Huria HKBP mendirikan pos pelayanan di desa terpencil.
  • Pelayanan kesehatan keliling oleh tim zending ke daerah pedalaman.
  • Pelatihan penginjil lokal untuk wilayah minoritas.
  • Ibadah dan penguatan iman untuk jemaat kecil di perantauan.

Zending Sebagai Identitas Gereja

HKBP menetapkan bahwa:

β€œGereja yang hidup bukan hanya memelihara yang sudah ada, tetapi juga harus pergi dan mengabarkan Injil ke mana saja.”

Zending bukan hanya sejarah, tetapi misi abadi gereja HKBP.

Musik

Musik gereja memiliki peran vital dalam mendukung liturgi, memperkuat iman jemaat, dan mencerminkan kekayaan tradisi Batak. Berikut penjabaran menyeluruh tentang musik gereja HKBP:

🎢 1. Jenis Musik di Gereja HKBP

A. Musik Liturgis (Musik Ibadah)

Digunakan dalam ibadah Minggu dan hari besar gerejawi, termasuk:

  • Lagu Puji-pujian: Lagu pembuka, pengantar firman, pengakuan dosa, dll.
  • Litani dan Responsorial: Partisipasi jemaat menjawab pemimpin ibadah.
  • Nyanyian Persembahan & Penutup.

Sumber utama:

  • Buku Ende HKBP (BE): Buku pujian resmi berisi lagu rohani dalam bahasa Batak dan Indonesia.
  • Haleluya: Buku tambahan yang lebih modern dan interdenominasi.
  • Lagu-Lagu Kontemporer Kristen (oposional, tergantung keputusan gereja setempat).

B. Paduan Suara (Vocal Group & Koor Jemaat)

Sering tampil saat ibadah besar, perayaan, atau kegiatan kategorial:

  • Koor Ama (Bapak)
  • Koor Ina (Parompuan/Ibu)
  • Koor Naposo (Pemuda)
  • Koor Sekolah Minggu / Remaja
  • Koor Gabungan / Khusus

Repertoar: campuran lagu Batak klasik, lagu rohani modern, sampai musik klasik gerejawi barat (Bach, Handel, dll.)

C. Musik Instrumen

Biasanya menggunakan:

  • Organ / Keyboard Gereja (alat utama)
  • Piano
  • Gitar (untuk ibadah non-formal atau naposo)
  • Perkusi ringan / Cajon
  • Beberapa gereja besar menggunakan string ensemble atau brass section saat hari besar.

🎼 2. Peran Musik dalam Pelayanan

Peran

Keterangan

Membawa suasana khusyuk

Lagu-lagu liturgis memperdalam makna ibadah

Mendidik rohani jemaat

Lirik-liriknya mengandung ajaran Alkitab

Membangun komunitas

Paduan suara mempererat kebersamaan

Mengembangkan talenta

Anak muda dan jemaat dilatih untuk memuliakan Tuhan melalui musik

🎀 3. Pelayanan Musik di HKBP Immanuel Dumai (Contoh Program Jemaat)

  • Latihan koor mingguan setiap sektor/kategorial
  • Festival Musik Rohani (FMR) jemaat lokal atau distrik
  • Pelatihan dirigen & organis gereja
  • Pembinaan Musik Sekolah Minggu
  • Pelayanan musik di rumah duka & kunjungan kasih

πŸ§‘β€πŸŽ“ 4. Pengembangan SDM Musik Gereja

Untuk memperkuat pelayanan musik, gereja sering:

  • Mengutus pengurus mengikuti pelatihan dirigen di Pusat Musik HKBP (Seminar Musik HKBP Pearaja Tarutung)
  • Mengundang pelatih dari luar (untuk koor atau workshop vokal)
  • Membuka pelatihan musik dasar untuk anak-anak dan naposo